Idea Mall – ITB Fair 2010
Bandung, 6 – 7 Februari 2010
Berkaitan dengan penyelenggaraan ITB Fair 2010, Business Innovation Center telah sukses meramaikan acara di salah satu event ITB Fair tersebut, yaitu diskusi kafe - Idea Mall.
Dalam diskusi kafe ini, Business Innovation Center telah menampilkan beberapa produk inovasi unggulan dari keempat inovator terpilih yang memberikan presentasi dan penjelasan mengenai karya inovasi mereka yang telah mereka ciptakan dan kembangkan. Para presentor yang hadir antara lain adalah:
Hadi Prayitno, presentor dari PT. Hartono Istana Teknologi memaparkan produk inovatifnya yaitu Polytron. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa Polytron selalu mengedepankan inovasi dan nilai tambah untuk selalu dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri khususnya dari negara China. “Dalam riset kami Polytron selalu mengedepankan konsep PDCA (Plan, Do, Check and Action),” ujar beliau menambahkan.
Yohanes Nawari, presentor dari PT. Katama Surya Bumi dengan memaparkan produk inovasi unggulannya yaitu KSLL (Konstruksi Sarang Laba-laba). Yohanes mengatakan, KSLL merupakan suatu inovasi yang dikembangkan oleh bangsa Indonesia dan merupakan warisan teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh dunia. KSLL juga sudah diaplikasikan ke beberapa proyek baik skala kecil sampai ke skala nasional.
Youk Tanzil , presentor dan CEO dari PT. Indonesia Lintas Net, dengan produk inovasinya yaitu Indline. Sebuah Rich Media Communication Platform pertama kali di Indonesia yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja secara mudah dan murah.
“Indline bermulai dari sebuah mimpi, dimana mimpi tersebut akhirnya dikembangkan dan menjadi kenyataan,” kata Youk Tanzil.
Dayat, presentor dari Balai Besar Keramik, dengan produk inovasinya yaitu PCP (Permeable Ceramics Paving). Dalam presentasinya beliau menjelaskan bahwa PCP dikembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan material yang tidak terpakai menjadi produk yang bernilai tambah. Selain itu, pembuatan PCP juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar pertambangan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Di akhir penjelasannya, beliau mengundang para mahasiswa untuk dapat berkunjung ke Balai Besar Keramik untuk melihat langsung cara pembuatan PCP tersebut sehingga dapat mempelajari dan mengembangkan ide untuk penelitian-penelitian yang lain.
Terakhir, Kristanto Santosa, Direktur Eksekutif Business Innovation Center menjelaskan bahwa inovasi saat ini bukan lagi untuk menemukan suatu produk baru yang canggih atau mutakhir tetapi bisa dengan meng integrasikan beberapa sektor aplikasi menjadi produk, sehingga menghasilkan nilai tambah. Beliau juga menghimbau agar para mahasiswa selalu berinovasi dan mengembangkan semangat untuk berintegrasi.
Dan diskusi kafe ini kemudian ditutup dengan acara tanya jawab. (bic)